1. Sistem Retrospektif; dan
2. Sistem Prospektif
Pada kesempatan ini akan kita bahas tentang sistem Retrospektif. Sistem retrospektif membayar besaran biaya pelayanan kesehatan setelah pelayanan kesehatan selesai diberikan. Sistem ini merupakan sistem yang paling lazim dan banyak digunakan.
Sistem pembayaran ini sangat kental dengan aspek bisnis atau komersialisasi pelayanan kesehatan karena yang menentukan biasanya adalah masing-masing Penyedia Pelayanan Kesehatan. Banyak juga yang menyebutnya sebagai sistem "Fee For Service".
Pada sistem ini, Penyedia pelayanan kesehatan akan menagih dengan rinci segala macam pelayanan, tindakan, obat-obatan, bahan habis pakai, ruangan dan lain sebagainya sesuai dengan apa yang diberikan dan atau diterima oleh konsumen yang dirawat. Total tagihan dari hal-hal tersebut lah yang biasa kita terima di akhir perawatan kesehatan, baik di klinik maupun di Rumah Sakit.
Kelemahan dari sistem pembayaran ini adalah dari segi pengendalian biaya. Baik kepada pasien yang bersangkutan ataupun Asuransi yang menjadi penanggungnya. Hal ini dikarenakan fasilitas kesehatan maupun dokter tidak punya insentif atau kepentingan untuk mengendalikan pembiayaan biaya kesehatan. justru dengan semakin banyak pelayanan yang diberikan, maka semakin banyak fee yang diterima. The more service you give, the more fee you get.
Kesulitan terbesar bagi konsumen untuk dapat meminimalisir hal tersebut adalah pada keterbatasan pengetahuan ataupun pemahaman masyarakat awam atas hal-hal yang dilakukan / tindakan pemberi jasa kesehatan. Pasien hanya pasrah saja terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan pemberi jasa kesehatan, sehingga tidak memahami apakah hal tersebut memang betul-betul perlu dilakukan.
Jenis Pembayaran secara sistem Retrospektif antara lain:
a. Diagnostic Related Group (DRG)
b. Capitation (Kapitasi)
c. Case Rates (Pembayaran per kasus)
d. Per Diem (Per hari rawat)
e. Global Budget
Masing-masing jenis ini akan dibicarakan pada artikel selanjutnya.