Pendahuluan
- Hubungan antara risiko dan asuransi adalah hubungan langsung yang substansial dan strategis.
- Motivasi utama masyarakat untuk membeli asuransi adalah karena keberadaan risiko yang penuh ketidakpastian.
- Proteksi asuransi merupakan salah satu sarana efisien dalam pengendalian risiko secara finansial melalui mekanisme pengalihan risiko ke asuransi (Risk Transfer Mechanism)
- Hubungan yang ada tersebut untuk risiko-risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk) yang mempunyai karakter khusus.
- Risiko mengimplikasikan beberapa bentuk ketidakpastian akan suatu hasil pada situasi tertentu di masa yang akan datang dan cenderung tidak dikehendaki.
- Berbeda dengan kata kesempatan, yang mengimplikasikan keraguan akan suatu hasil di masa yang akan datang, namun umumnya menyenangkan atau disukai.
A. Arti dan konsep risiko dan
ketidakpastian
Definisi
dan pengertian risiko dapat dibagi 2 (dua) yaitu pengertian risiko dalam arti
luas dan dalam arti sempit.
Dalam arti luas definisi risiko adalah keadaan yan tidak
pasti (uncertain situation) tentang kemungkinan terjadinya persitiwa (perils)
dan kemungkinan timbulnya akibat peristiwa tersebut (consequences). Kemungkinan
tersebut terdiri atas:
-
Akibat dalam bentuk kerugian (loss)
-
Akibat dalam bentuk tidak ada kerugian (not
loss atau breakevent)
-
Akibat dalam bentuk keuntungan (gain)
Dalam arti sempit definisi risiko dibatasi hanya pada akibat
yang menimbulkan kerugian (loss) atau paling tidak breakeven.
Bahkan
dari aspek asuransi pengertian risiko adalah terbatas pada risiko-risiko yang
dapat diasuransikan (insurable risk)
Risiko dapat
didefinisikan sebagai:
- Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan
- Risiko adalah kombinasi dari hazard
- Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diperkirakan– kecenderungan berbedanya hasil sebenarnya dengan hasil yang diperkirakan
- Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya kerugian
- Risiko adalah kemungkinan akan terjadinya kerugian
Dari
definisi tersebut, dapat ditarik suatu persamaan arti risiko:
- Terdapat pokok gagasan yang mendasari ketidakpastian, yaitu suatu keraguan akan suatu hasil di masa yang akan datang
- Terdapat perbedaan tingkatan risiko, sebagaimana penggunaan kata ’kemungkinan’ dan ’ketidakmampuan untuk diperkirakan’ yang mengindikasikan beberapa ukuran perubahan dalam hal akibat dari keragu-raguan tersebut.
- Terdapat gagasan akan hasil dari suatu penyebab atau sekumpulan penyebab, yang diberikan pada suatu situasi tertentu.
- Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti.
- Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan.
- Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah terjadi risiko.
- Kita akan mengatahui jika rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami kecelakaan atau pencuri akan masuk ke rumah kita.
- Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenyanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.
Sebagai
tambahan dapat digambarkan adanya 4 komponen risiko yang kesemuanya berada
dalam ketidakpastian (uncertainty)
- Komponen sumber daya atau resources
- Komponen peristiwa atau perils yang mengancam
- Komponen akibat atau consequences
- Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards)
Setelah
melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara
rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
yang bisa terjadi dan berdampak fatal.
B. Hubungan Antara Frekuensi dan
Severity
Terdapat perbedaan tingkatan pada risiko.
Kita tidak dapat membuat asumsi bahwa semua risiko adalah sama, beberapa ada
yang lebih atau kurang berisiko daripada yang lain
FREKUENSI DAN SEVERITY
- Kita harus mengenal bahwa risiko adalah suatu kombinasi dari kemungkinan munculnya suatu peristiwa dan besarnya kerugian (severity) yang dialami atas peristiwa tersebut.
- Kita akan melihat perbedaan antara frekuensi dan severity dari risiko dari sudut pandang asuransi.
- Pada umumnya, terdapat hubungan antara frekuensi dan severity.
- Pertama, untuk risiko yang frekuensinya tinggi, memiliki tingkat severity yang rendah. Kedua, untuk risiko dengan severity yang tinggi, umumnya frekuensi terjadinya rendah
Hubungan yang pertama tersebut digambarkan
dalam suatu diagram yang dikenal sebagai Segitiga Heinrich. Sedangkan hubungan yang kedua digambarkan dalam kasus klaim asuransi pesawat, dimana tingkat severity yang sangat tinggi namun frekuesinya rendah.
Ada 4 (empat) hubungan antara frekuensi dan severity:
- Frekuensi sering dan severity rendah
- Frekuensi sering dan severity tinggi
- Frekuensi jarang dan severity rendah
- Frekuensi sering dan severity tinggi
- Fokus utama bisnis asuransi adalah: frekuensi peristiwa jarang terjadi tetapi apabila benar-benar terjadi dampak kerugiannya bisa sangat tinggi atau fatal Kita akan melihat perbedaan antara frekuensi dan severity dari risiko dari sudut pandang asuransi.
- Kegiatan mencari frekuensi dan severity ini ada dalam tahap kedua proses manajemen risiko yaitu evaluasi atau analisa risiko yang dapat dilakukan dengan menggunakan data-data statistik deskriptif (penyajian data dari kejadian di masa lampau dalam bentuk diagram atau gambar) dan statistik inferential (penyajian kemungkinan kejadian di masa mendatang berdasarkan data statistik deskriptif).
- Peril adalah penyebab utama yang memungkinkan terjadinya kerugian dan seringkali berada di luar kendali seperti badai, kebakaran, pencurian, kecelakaan kendaraan dan ledakan dsb.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai hazard, dimana ia dapat meningkatkan atau mengurangi dampak dari peril.
- Hazard dapat bersifat fisik dan moral. Hazard yang bersifat fisik berhubungan dengan karakteristik fisik risiko seperti konstruksi bangunan, perlindungan keamanan pada toko atau pabrik, atau lokasi suatu objek. Moral hazard menitikberatkan pada aspek manusia yang mempengaruhi hasil, seperti sikap, kejujuran, kebiasaan dari orang yang ikut dalam asuransi.
C. Berbagai cara dalam
mengklasifikasikan risiko
Fokus klasifikasi risiko jika dipandang dari
aspek yang berkaitan dengan bisnis asuransi terdiri atas:
1. RISIKO FINANSIAL
DAN NON-FINANSIAL
- Klasifikasi ini berkaitan dengan akibat dari terjadinya suatu peristiwa (outcome).
- Finansial berarti akibat-akibat tersebut dapat diukur dengan uang (kebakaran, pencurian). Non-Finansial, akibatnya tidak dapat diukur dengan uan karena menyangkut perasaan (emosi), misalnya akibat memilih karir, menu makanan, dsb.
2. RISIKO MURNI DAN
SPEKULATIF
- Risiko murni akibatnya dapat menibulkan kerugian (loss) atau not loss (breakevent), tidak ada keuntungan (gain).
- Risiko spekulatif akibatnya ada 3 kemungkinan: loss, not loss atau gain. Contoh seperti dalam investasi (saham, valas dsb)
3. RISIKO
FUNDAMENTAL DAN PARTIKULAR
- Risiko fundamental, peristiwa penyebab kerugian di luar kemampuan manusia untuk mengendalikannya, dan akibat yang ditimbulkan juga bisa sangat luas (katastropik). Contohnya risiko perang, intervensi politik, perubahan sosial, bencana alam, dsb.
- Risiko partikular, penyebab kerugian masih dalam batas kemampuan manusia untuk mengendalikannya dan akibat kerusakannya (severity) masih dapat dikendalikan. Contohnya kebakaran, pencurian, kecelakaan lalu lintas dsb.
Dari ketiga klasifikasi tersebut, yang
menyangkut bisnis asuransi:
- Risiko murni
- Risiko finansial
- Risiko partikular
D. Biaya yang berkaitan dengan
berbagai jenis risiko utama
Biaya disini maksudnya
adalah ”kerugian ekonomis” yaitu akibat terjadiya suatu peristiwa yang ditinjau
dari aspek keuangan (monetary), kemanusiaan (human) dan frekuensi
peristiwa. Contohnya peristiwa Bhopal, Chernobyl, Chalenger, Kobe, dsb.
Dari pengamatan
statistik, potensi-potensi kerusakan/kerugian sangat besar disebabkan oleh:
- Populasi penduduk yang terkonsentrasi di suatu wilayah
- Banyaknya objek asuransi yang berada dalam wilayah yang rawan menimbulkan kerugin
- Adanya akumulasi nilai investasi yang sangat tinggi pada objek-objek tertentu (power plant, chemical, shopping mall dsb)
E. Pentingnya manajemen risiko dan
Metode pengendalian risiko lainnya
Dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari baik untuk pribadi maupun usaha/bisnis, keberadaan risiko selalu
dihadapi. Definisi manajemen
risiko adalah serangkaian proses identifikasi, analisa dan pengendalian
risiko secara ekonomis terhadap risiko yang senantiasa mengancam aset atau
kapasitas untuk memperoleh hasil kegiatan usaha (enterprise). Ada 4 hal yang perlu
dipahami sebelum proses manajemen risiko:
- Risiko itu harus diidentifikasi sebelum dapat diukur
- Pengendalian risiko harus ekonomis
- Fokus manajemen risiko bukan hanya aset harta benda tetapi meliputi juga unsur manusianya (human)
- Aplikasi manajemen risiko bukan untuk kegiatan usaha harta benda tetapi juga meliputi jasa (services). Bahkan untuk individu (personal) manajemen risiko juga perlu dilakukan.
F. Teknik Manajemen Risiko
1. IDENTIFIKASI
RISIKO
Tidak terbatas pada insurable
risk saja, tapi meliputi semua aspek risiko yang dapat menggangu kegiatan
usaha untuk mencapai tujuannya. Teknik dasar yang
dipergunakan:
- Membaca dan mempelajari kegiata usaha (mapping)
- Melakukan survey on the spot untuk mengidentifikasi sektor yang rawan menderita kerugian (exposures)
- Menggunakan alat bantu berupa:
- Organisational Chart untuk mengetahui fungsi dan peranan masing-masing penanggung jawab kegiatan dan wewenang mengambil keputusan
- Flow Chart untuk mendeteksi sektor-sektor yang rawan gangguan termasuk dampaknya bagi sektor-sektor terkait lainnya.
- Check List untuk dijawab oleh mereka yang berkompeten dan jawabannya menjadi bahan klasifikasi risiko.
2. EVALUASI RISIKO
- Analisa atas risiko-risiko yang teridentifikasi, tahapan untuk mengukur sejauhmana dampak risiko-risiko tersebut dalam aktivitas organisasi.
- Hasil yang ingin diperoleh adalah mengukur tinggi rendahnya peristiwa frekuensi dan severity.
- Teknik yang digunakan dalam tahap analisa risiko ini adalah menggunakan data statistik deskriptif dan statistik inferential, serta menggunakan teori-teori kemungkinan (probability theory)
- Contoh-contoh statistik rumah tinggal, kecelakaan pesawat udara dan kecelakaan kerja, dsb.
3. PENGENDALIAN RISIKO
Pengendalian atas
risiko-risiko yang sudah di identifikasi dan dianalisa, dilakukan secara
ekonomis, artinya semakin tinggi biaya untuk pengendalian harus menghasilkan ”positive
impact” yang lebih tinggi terhadap profit kegiatan usaha.
Teknik Pengendalian
Risiko :
- Secara Fifisik : Pre-Loss Reduction dan Post Loss Control
- Secara Financial : Retain dan Transfer (Asuransi
dan Non-Asuransi)
G. Asuransi sebagai mekanisme
pengalihan risiko
Dari aspek manajemen
risiko, asuransi dapat dikatakan sebagai salah satu sarana efisien untuk
pengendalian risiko secara finansial.
Bagi masyarakat atau
nasabah asuransi, dengan pengendalian risiko ke asuransi ini ada perubahan atau
pertukaran ketidakpastian anggaran untuk menghadapi risiko, menjadi adanya
kepastian bahwa dengan anggaran premi asuransi yang pasti; sudah dapat
diprediksi penggantian kerugian dari asuransi apabila benar-benar terjadi
risiko yang berada dalam aturan-aturan ketentuan polis asuransi.
H. Penggunaan, kelebihan, dan
Kelemahan Self insurance
- Self-Insurance sangat berbeda dengan non-insurance atau retain/risk retention.
- Self Insurance : ada anggaran keuangan/fund yang disediakan untuk menanggulangi risiko-risiko yang tidak terproteksi oleh asuransi. Misalnya risiko sendiri / deductible atau franchise.
- Non Insurance : tidak ada anggaran / fund yang dialokasikan karena semua risiko akan dihadapi sendiri tanpa transfer.
KELEBIHAN SELF
INSURANCE
- Anggaran premi lebih rendah karena tidak ada unsur biaya komisi dan profit
- Investasi atas anggaran tersebut kembali ke nasabah
- Tidak akan ada perselisihan dengan penanggung sendiri
- Manfaat untuk mengurangi dan mengendalikan risiko kembali ke masyarakat ”tertanggung”
- Apabila ada surplus kembali ke tertanggung
KEKURANGAN SELF
INSURANCE:
- Apabila benar-benar terjadi kerugian yang cukup besar anggaran/fund bisa habis bahkan akibat fatalnya kegiatan usaha bisa likuidasi/bangkrut
- Akibat yang identik seperti tersebut di atas bisa terjadi seandainya peristiwanya terjadi beberapa kali setahun (accumulative losses)
- Perlu extra cost untuk staf yang mengetahui teknik-teknik asuransi
- Tidak ada metode ”spreading of risk” seperti di asuransi
- Anggaran premi untuk antisipasi risiko yang diasuransi sendiri menjadi idle atau hasil investasinya rendah karena harus selalu stand-by.
I. Peranan dan operasional perusahaan asuransi ”Captive”
- Perusahaan asuransi captive adalah perusahaan asuransi yang menanggung beban risiko yang ditransfer oleh perusahaan-perusahaan lain yang masih berada dalam group sendiri, baik secara nasional maupun internasional
- Dalam operasional, khususnya di bidang pemasaran/pekerjaan asuransi captive relatif lebih mudah dan biayanya juga relatif lebih murah karena ada kecendeungan harus ke perusahaan asuransi captive yang bersangkutan (compulsory)
- Premi asuransi captive juga relatif lebih rendah karena hampir tidak ada kompetitor dan prediksi portofolio bisa di forecast group atau kolektif/paket.
- Kelemahannya yaitu apabila Holding Company yang men-supply order-order asuransi collapse maka perusahaan asuransi captive juga bisa ikut collapse.